Teori Psikologi Kognitif
Teori psikologi kognitif yakni bab terpenting dari sains kognitif yang telah memberi konstribusi yang sangat berarti dalam perkembangan psikologi belajar. Sains kognitif merupakan himpunan disiplin yang terdiri atas : psikologi kognitif, ilmu-ilmu computer, linguistic, intelegensi buatan, matematika, epistemology, dan neuropsychology ( psikologi syaraf ).
Pendekatan psikologi kognitif lebih menekankan arti proses internal, mental manusia. Meskipun pendekatan kognitif sering dipertentangkan dengan pendekatan behavioristik, tidak berarti psikologi kognitif anti terhadap behaviorisme.
Dalam perspektif psikologi kognitif, mencar ilmu pada asasnya yakni insiden mental, bukan insiden behavioral ( yang bersifat jasmaniah ) meskipun halhal yang bersifat behavioral tampak lebih kasatmata dalam hamper setiap insiden mencar ilmu siswa.
Sehubungan dengan hal ini, Piaget, seorang pakar psikologi kognitif terkemuka, menyimpulkan : …….. children have a built-in desire to learn (Barlow, 1985). Ungkapan ini bermakna bahwa semenjak kelahirannya, setiap anak insan mempunyai kebutuhan yang menempel dalam dirinya sendiri untuk belajar.
Sementara itu, teori filsafat pragmatisme yang dipelopori oleh William James (1842-1910) dan teori-teori mencar ilmu yang bersumber dari eksperimen Pavlop, Thorndike, dan Snikker, telah diambil sebagai landasan psikologi aliran behavirisme dibawah kepemimpinan John Broadus Watson (1878 – 1958).
Keyakinan principal lainnya yang dianut oleh para behavioris yakni peranan “ refleks”, yakni reaksi jasmaniah yang dianggap tidak memerlukan kesadaran mental. Apa pun yang dilakukan manusia, termasuk kegiatan mencar ilmu yakni kegiatan refleks belaka, yaitu rekai insan atas rangsangan-rangsangan yang ada.
Dalam persepektif pikologi kognitif, insiden mencar ilmu yang digambarkan ibarat tadi yakni naïf ( terlalu sederhana dan tak masuk logika ) dan sulit dipertanggungjawabkan secara psikologis.
Perkembangan Kognitif Siswa
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition ( kognisi )ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan ( Neisser, 1976 ). Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain atau wilayah ranah psikologis insan yang mencakup setiap sikap mental yang bekerjasama dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat di otak ini juga bekerjasama dengan konasi ( kehendak ) dan afeksi ( perasaan ) yang bertalian dengan rasa ( Chaplin, 1972 ).
Para andal psikologi kognitif berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif insan mulai berlangsung semenjak ia gres lahir. Bekal dan modal dasar perkambangan anusia, yakni kapasitas motor dan kapasitas sensori.
Menurut para andal psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif insan sudah mulai berjalansejak insan itu mulai mendayagunakan kapasitas motor dan sensorinya.
Arti penting perkembangan Kognitif bagi siswa bagi proses mencar ilmu siswa
Tidak sanggup dipungkiri lagi, bahwa antara proses perkembanan dan pembentukan pengetahuan melalui proses mencar ilmu mengajar ( the teaching-learning process ) yang dikelola para guru terdapat “ benang merah “ yang mengikat kedua proses tersebut.
Program pengajaran di sekolah yang baik yakni yang bisa menunjukkan dukungan besar kepada para siswa dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan mereka. Sehubungan dengan ini, setiap guru sekolah selayaknya memahami seluruh proses dan kiprah perkembangan manusia, khususnya yang berkaitan dengan bawah umur dan dewasa yang duduk di sekolah-sekolah dasar dan menengah. Mengapa demikian penting ? Pengetahuan mengenai pross perkembangan dengan segala aspeknya itu sangat banyak manfaatnya, antara lain :
1) Guru sanggup menunjukkan layanan pertolongan dan bimbingan yang sempurna kepada para siswa dengan pendekatan yang relevan dengan tingkat perkembangannya;
2) Guru sanggup mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya kesulitan mencar ilmu siswa tertentu, kemudian segera mengambil langkah-langkah penanggulangan yang sempurna sesuai dengan taraf perkembangannya;
3) Guru sanggup mempertimbangkan waktu yang sempurna daam memulai acara proses mengajar-belajar bidang studi tertentu untuk sekelompok siswa dalam fase perkembangan tertentu;
4) Guru sanggup menemukan dan menetapkan tujuan pembelajaran atau tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang dahulu disebut TIU dan TIK.
Mengembangkan Kecakapan Kognitif
Ada dua macam kecakapan kognitif siswa yang perlu dikembangkan khususnya guru, yakni :
1) Strategi mencar ilmu memahami isi pelajaran;
2) Strategi meyakini arti penting isi bahan pelajaran dan aplikasinya serta menyerap pesan-pesan watak yang terkandung dalam bahan pelajaran tersebut.
Strategi adalah sebuah istilah popular dalam psikologi kognitif, yang berarti mekanisme mental yang berbentuk tatanan tahapan yang memerlukan alokasi upaya-upaya yang bersifat kognitif dan selalu dipengaruhi oleh pilihan-pilihan kognitif atau pilihan-pilihan kebiasaan mencar ilmu ( cognitive preference ) siswa. Pilihan kebiasaan mencar ilmu ini secara garis besar terdiri atas :
1) Menghapal prinsip-prinsip yang terkandung dalam materi;
2) Mengaplikasikan prinsip-prinsip materi.
Dengan demikian guru dituntut untuk menyebarkan kecakapan kognitif para siswa dalam memecahan problem dengan memakai pengetahuan yang dimilikinya.
Komentar
Posting Komentar